Jumat, 25 Januari 2013

Usaha ANAK BANGSA DALAM MENGHARUMKAN NAMA BANGSA

  1. Dalam Bidang Olah Raga
  • BULU TANGKIS
 Pebulutangkis ganda campuan Indonesia, Tontowi Ahmad (Owi) - Liliyana Natsir (Butet), membagi kisah inspirasi dan pengalaman bertanding mereka melalui buku.

ekonomi

Berita Ekonomi 14 September 2011

Central Banks Can Fail, Should Return To Gold Standard: Asset Manager

Published: Tuesday, 13 Sep 2011 | 12:12 PM ET
By: Katy Barnato
Assistant Editor, CNBC

The Federal Reserve and other central banks are able to go bust and may yet do so, Urs Gmuer, an asset manager at Dolefin, a Swiss investment advisor, told CNBC Tuesday.

Instead of printing more money when needed, he said central banks should return to using gold to back their currencies.

Gmuer contacted CNBC in response to comments by ING [ING  6.49    0.22  (+3.51%)   ] senior economist Teunis Brosens, who said central banks are technically unable to go bust.
“If the central bank needs money, it just turns on the printing press to buy whatever it needs,” Brosens told CNBC. “When the [U.S. Federal Reserve] [cnbc explains] wanted to buy assets as part of its [quantitative easing] [cnbc explains] programs, it did not first have to borrow the funds to do so, as an ordinary individual or company would need to.”

However, Gmuer said the ability to print money does not in itself save a central bank from insolvency, as purchased assets still need to generate sufficient interest to counteract the bank’s liabilities.

“Printing money has a cost for a central bank,” said Gmuer. “With rates being extremely low, the seigniorage [the difference between the value of money and the cost to produce it] is very small.” 

With base rates in many developed countries at historical lows, asset purchases are subject to significant interest-rate risk, when the value of investments is diminished by a later rise in absolute interest rates.
U.S. benchmark rates are currently at zero to 0.25 percent, while on Sept. 8 the European Central Bank announced it was holding rates at 1.5 percent. Base rates in Japan are 0.1 percent.
Gmuer said that for central banks with substantial amounts of risky assets on their balance sheets, such as the Federal Reserve, the Bank of England and the Swiss National Bank, getting out of the red could prove an impossible task.

CNBC.com
“The U.S. Fed currently has risky assets — from a debt point of view — amounting to $1 trillion in mortgage-backed and fellow [government] agency-backed securities," he said.
“If out of $1 trillion assets, 10 percent go bust, that is $100 billion assets you need to replace. The Fed would need to increase its balance sheet by such a huge amount, the risk would become enormous. You would need to buy $5 billion 10-year treasury bonds at 2.5 percent to 3 percent,” he said.

While central banks can increase the real value of their assets by increasing the money supply, this risks overshooting inflation targets.Instead, Gmuer advocated a return to the gold standard, with central banks backing their currencies with physical gold.

“The ultimate currency which has made the test of time is gold," he said. "In Victorian times there was complete price stability because of the gold standard.”
© 2011 CNBC.com


Gold rush leads to bank running out safe deposit box space

By RASHVINJEET S.BEDI
rashvin@thestar.com.my

PETALING JAYA: It's now near impossible to keep your valuables and important documents in banks.Banks have run out of safe deposit boxes, with those applying for the facility told to “wait indefinitely”. cThe problem has been made more acute with many people buying gold bars and jewellery to cash in on the rising price of the commodity and looking for places to keep them safe.

Checks by The Star with several banks revealed that the waiting list for safe deposit boxes had run into the hundreds, with a Maybank branch officer in Kuala Lumpur saying there were 700 people on the list.
“I am sorry, sir, but we have no more boxes to offer. We can't give you a timeframe of when you will be able to get one,'' said a bank officer .

Association of Banks Malaysia (ABM) executive director Chuah Mei Lin said the waiting list for safe deposit boxes depended on the suitability of the bank premises in terms of location, size and security.
“Banks also have to determine if there is a requisite demand for such services within the community they serve,” she said.

Due to the problem, many people are resorting to buying safes to store their valuables.
An employee of a popular DIY shop in SS2 said more safes were being bought by customers, who included those operating businesses.

“I can sell about 10 to 20 safes each week.“I have many people walking in to look for a good, dependable safe,” he added.

Depending on the size and make, the prices of safes start from RM500 to RM3,000 and above.
The rental charge for safe deposit boxes by banks are according to size.A shoebox-sized box is usually rented out for about RM200 a year.

Due to the inavailability of the safe deposit boxes in banks, many private companies have sprouted up over the past few years offering the service.

The Star Online
One company specialising in such services, the Malaysian Royal Safe Deposit Boxes (MSDB), said it was faced with increasing requests for safe deposit boxes.

“We have many walk-in customers daily and have to add new boxes due to increasing demand,'' said a spokesman who identified himself as Dhaliwal.

Most private companies offer insurance coverage of up to RM100,000 per box, compared with about RM10,000 by banks.The private firms usually charge higher rentals than banks for safe deposit boxes, with rent of RM290 for a standard-sized box a year.

Another such company official said the service it offered was better than banks.“We are open round the clock throughout the week while banks operate during office hours and are closed during weekends.”

Ekonomi dunia kekal lembap

WASHINGTON 13 Sept. - Presiden Amerika Syarikat, Barack Obama hari ini memberi amaran ekonomi dunia akan terus lembap sehingga krisis Zon Euro diselesaikan, kerana pasaran semakin bimbang dengan peningkatan hutang Greece, Sepanyol dan Itali.

Obama berkata, Amerika Syarikat (AS) sedang bekerjasama dengan negara-negara di Eropah dan pengawal selia untuk menangani keadaan ekonomi yang semakin buruk itu.

''Kami akan terus memantau keadaan ekonomi dunia yang semakin lembap, selagi isu ini tidak ditangani.
''Ia akan menjadi topik penting pada Mesyuarat G20 yang bakal berlangsung pada November ini,'' katanya merujuk kepada mesyuarat yang akan diadakan di Perancis nanti.

Obama menambah, Washington bekerjasama erat dengan negara-negara Eropah untuk membantu krisis Zon Euro bagaimanapun, negara-negara itu perlu sepakat untuk mencari jalan penyelesaiannya.
''Greece adalah masalah besar (dihadapi) sekarang dan kami sedang mengambil beberapa langkah untuk mengurangkan krisis dan bukan menyelesaikannya,'' ujar beliau.

Semalam, saham-saham Eropah menjunam dan euro menyaksikan kejatuhan paling rendah dalam tempoh 10 tahun berbanding yen ekoran spekulasi kegagalan Greece menangani hutang akan mengakibatkan berlaku satu lagi kemelesetan ekonomi.

Utusan Online
Tetapi, saham-saham di AS naik berikutan Laporan Financial Times yang mendakwa China kini berunding untuk membeli bon-bon kerajaan Itali.

Pada awal tahun ini, Greece diberi lampu hijau untuk bantuan kedua bernilai dua bilion euro (AS$2.7 bilion) dalam pengurangan bajet oleh Kesatuan Eropah (EU) dan Dana Kewangan Antarabangsa (IMF) bagi pakej bantuan untuk menangani kegagalan. - AFP




Kamis, 24 Januari 2013

Berita Artis

Shahrukh Khan @ filmitadka.in

Shahrukh Khan
dalah aktor Bollywood yang membintangi banyak film-film India terlaris. Kuch Kuch Hota Hai adalah salah satu film fenomenalnya yang membuatnya makin dikenal di seluruh dunia. Lahir dari sebuah keluarga muslim, ayahnya bernama Muhammad Mir Taz, dan ibunya Fatimah Begum. Menjalani kuliah S-1 di jurusan ekonomi pada sebuah universitas di India, dan S-2 komunikasi pada sebuah universitas Islam di India. Memulai debutnya sebagai aktor sejak masih duduk di bangku kuliah.


Dituduh Anti India, Ini Jawaban Shahrukh Khan

Jum'at, 25 Januari 2013 09:11 | 

Shahrukh Khan


Kapanlagi.com - Selama ini, banyak politikus India yang menilai umat Muslim India kurang memiliki sikap nasionalis. Kini, Shahrukh Khan pun angkat bicara mengomentari pendapat itu. Seperti dilaporkan oleh One India, dia menegaskan bahwa hal itu sama sekali tidak benar. Shahrukh pun mengakui bahwa tuduhan macam itu memang sering dilayangkan kepadanya.

"Aku sering jadi sasaran pemimpin politik yang menganggapku sebagai simbol Muslim India yang tidak patriotik, di mana hal ini jelas tidak tidak benar," ungkapnya.
Sebagai warga India yang beragama Islam, dia merasa memiliki jiwa nasionalisme dalam dirinya. Jelas tak ada hubungannya antara nasionalisme dan agama.
Shahrukh Khan sendiri pernah membintangi film MY NAME IS KHAN, yang mengangkat isu serupa. Dalam film tersebut, dia berperan sebagai orang Islam yang dikucilkan lantaran dianggap teroris










Berita olah raga

Malaysia Open Super Series 2013

Taklukkan No.6 Dunia, Ahsan/Hendra Juara

Aditya Putra - Okezone
Minggu, 20 Januari 2013 17:22 wib
Mohammad Ahsan/ Hendra Setiawan keluar sebagai juara Malaysia Open 2013. (Foto: Reuters)
Mohammad Ahsan/ Hendra Setiawan keluar sebagai juara Malaysia Open 2013. (Foto: Reuters)
KUALA LUMPUR - Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/ Hendra Setiawan keluar sebagai juara Malaysia Open Super Series 2013, usai menundukkan pasangan Korea, Sung Hyun Ko/ Yong Dae Lee di partai final. Ahsan/Hendra menang dua game langsung, 21-15 21-13.

Pada pertandingan yang dilangsungkan di Stadion Putra, Minggu (20/1) siang WIB tersebut, Ahsan/Hendra sebenarnya sempat mendapat perlawanan ketat dari Hyun Ko/Dae Lee, yang merupakan pasangan peringkat enam dunia. Namun, Ahsan/Hendtra kerap meladeni permainan mereka dengan baik.

Pada awal game pertama, Ahsan/Hendra sempat tertinggal 4-6. Namun setelahnya, mereka mampu bangkit dan berbalik unggul, meskipun Hyun Ko/Dae Lee tetap memberi tekanan hingga kedudukan sama kuat 12-12. Berikutnya, Ahsan/Hendra menunjukkan dominasi dengan meraih poin-poin penting, sebelum akhirnya menutup game dengan 21-15.

Memasuki game kedua, lagi-lagi Ahsan/Hendra mendapat perlawanan ketat dari Hyun Ko/Dae Lee, dan membuat kedudukan imbang 4-4. Namun, setelah itu, Ahsan/Hendra tampil fokus dan membuat permainan pasangan Korea menjadi tak berkembang. Dan akhirnya, Ahsan/Hendra pun menjadi juara setelah memenangi game kedua dengan 21-13.

Ahsan/Hendra menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang berhasil merengkuh gelar juara, karena harapan Indonesia lainnya, Sony Dwi Kuncoro kalah oleh wakil tuan rumah, Lee Chong Wei pada nomor tunggal putra. Namun, kemenangan Ahsan/Hendra mengakhiri puasa gelar Indonesia di Malaysia Open, setelah terakhir melakukannya pada 2009.

http://sports.okezone.com/read/2013/01/20/40/749056/taklukkan-no-6-dunia-ahsan-hendra-juara


Malaysia Open 2013

Taklukan Wakil Jepang, Sony Melenggang ke Semifinal

A. Firdaus - Okezone
Jum'at, 18 Januari 2013 20:58 wib
Sony Dwi Kuncoro (foto: Sindo)
Sony Dwi Kuncoro (foto: Sindo)
KUALA LUMPUR – Tunggal Putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro sukses melaju ke babak semifinal Malaysia Open 2013. Dengan hasil ini, maka pebulutangkis andalan garuda itu melengkapi keberhasilan wakil Indonesia lainnya yang hari ini telah memastikan diri meraih tiket empat besar.

Pada babak perempatfinal, Sony menyingkirkan wakil dari Jepang, Sho Sasaki dengan dua game langsung 21-15 2-12. Menurut Sony, dia mengaku telah bermain sesuai yang diinginkannya, hal itu juga tidak lepas dari lawannya yang bermain lebih berisiko.

“Hari ini saya bermain rapi dan lebih bisa mengontrol di lapangan. Sementara Sasaki tidak sabar dan terlihat bingung, bola-bolanya ketebak sehingga mudah untuk saya melakukan smash" kata Sony, seperti disitat situs resmi PBSI, Jumat (18/1/2013).

Memang pada pertandingan yang berlangsung Stadium Putra, Kuala Lumpur, Sony mampu mengendalikan permainan, terhitung dia sembilan kali menang dalam permainan net, begitu juga dengan smes yang dilakukan Sony, selalu gagal dikembalikan Sasaki dengan sempurna.

Kesuksesan Sony ini melengkapi hasil yang diraih tiga wakil Indonesia lainnya, di mana sebelumnya pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Vita Marissa, ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan juga ganda putri Vita Marissa/Variella Aprilsasi telah lolos ke babak semifinal.

http://sports.okezone.com/read/2013/01/18/40/748544/taklukan-wakil-jepang-sony-melenggang-ke-semifinal

Berita Hukum

Indonesia, Pelopor Lahirnya Revolusi Sistem Pengadilan di abad TI

Sekarang ini ada fenomena menarik untuk kita amati semua, terutama di kalangan akedemisi, yaitu kasus perseteruan antara KPK dan Polri. Fenomena ini bukan sekedar membongkar borok-borok di balik penegakan hukum dan sistem hukum di negara kita, tapi ternyata lebih dari itu. Apa itu? Yaitu telah lahirnya sebuah sistem Pengadilan yang terintegrasi dengan teknologi informasi (TI). Saya mengistilahkannya dengan nama "Sistem Pengadilan dengan Keterlibatan Masyarakat yang melek Teknologi Informasi".
Dalam sistem pengadilan yang konvensional, biasanya terdiri dari beberapa unsur: keberadaan perundangan yang relevan, hakim, jaksa, polisi, terdakwa dan dewan juri sebagai perwakilan masyarakat. Mereka semua akan berdebat dalam sebuah ruangan tertutup yang dibatasi tembok-tembok ruang pengadilan yang pengab. Informasi di dalam ruang pengadilan itu pun terbatas, hanya boleh ke luar atau ke publik bila Hakim mengizinkan saja.
Nah, sekarang sistem Pengadilan di abad Informasi yang menggunakan TI secara masif didalamnya. Di sistem ini, sang Hakim adalah 'Dewi Keadilan' yang sangat abstrak tapi semua meyakini kehadiran dan existensinya. Figur penegak hukum yang menjadi penuntut umum di Pengadilan itu, bukan hanya terdiri dari Jaksa dan Polisi, tetapi juga kekuatan-kekuatan yang pro-keadilan di masyarakat seperti LSM, organisasi-organisasi massa, parpol dan bahkan kekuatan dan kepentingan asing yang pro-keadilan dan kebenaran yang sedang terjadi di belahan dunia manapun. Siapa Dewan Jurinya? Siapa lagi kalau bukan seluruh elemen rakyat dan masyarakat yang melek TI dan paham hukum juga.
Yang menarik, perangkat perundangan yang dijadikan dasar dalam menuntut dan membela si terdakwa, bukan lagi sekedar rentetan UU dan aturan-aturan hukum yang terkait, tapi juga termasuk sistem nilai yang berkembang di masyarakat itu, misalnya nilai-nilai HAM yang universal, nilai-nilai agama, dan sistem nilai lainnya yang mereka jadikan acuan pandangan hidup selama ini.
Bagaimana dengan konsep ruangan tempat Pengadilan berlangsung? Konsep tentang ruang Pengadilan inipun berubah total. Ruangan Pengadilan abad TI adalah dunia maya yang tak berbatas. Di ruangan ini, perdebatan berlangsung 24 jam sehari, 7 hari seminggu dan 365 hari setahun. Non stop. Semua bukti-bukti bebas keluar masuk, semua testimoni dibiarkan beredar. Perangkat TI akan sangat berperan di dalam membantu keberlangsungan lalu-lintas dalam ruangan Pengadilan di dunia maya itu. Disana berperan televisi satelit yang senantiasa LIVE, media dan koran on-line, forum-forum diskusi di Internet, 'people power' ala dunia maya seperti 'facebooker' itu, kantor-kantor penasehat hukum on-line yang dilayani pakar-pakar hukum terkenal, dan pendapat-pendapat para netter di seluruh dunia tentang kasus yang sedang diangkat.
Indonesia, pertama kali mempraktekkan?
Kasus perseteruan KPK dan Polri di Indonesia saat ini, bukan hanya menjadi pusat perhatian 245 juta rakyat Indonesia saja. Tetapi hampir semua pakar-pakar hukum di seluruh dunia dan beberapa kalangan penduduk dunia yang tertarik, saat ini sedang memantau serius apa yang terjadi disini terkait kasus hukum itu. Kalau tidak percaya, cobalah googling di internet dalam berbagai bahasa asing, ternyata hampir setiap hari perkembangan kasus hukum KPK vs Polri itu mereka ikuti dan tayangkan di situs internetnya.
Cobalah perhatikan sejak awal, bagaimana TI berperan kuat sekali didalam membentuk opini masyarakat di Pengadilan dunia maya saat ini. Kalau kasus KPK vs Polri ini berlangsung tahun 1980-an dulu misalnya, saat dimana stasiun tivi hanya ada TVRI, jaringan telepon milik TELKOM yang terbatas dan mahal, belum ada internet, belum ada penyadap telepon yang canggih, belum ada koran on-line, belum ada warung kopi dunia maya tempat diskusi di forum-forum on-line, dan belum ada kebebasan berbicara yang luas dan bebas, pastilah kasus itu tak seheboh sekarang ini.
Tapi kini sudah berubah semua. Rakyat yang menjadi 'dewan juri' dalam sistem Pengadilan dunia maya ini, sangat berperan aktif. Dia juga disuguhi berbagai informasi, analisa, testimoni, barang bukti, bahkan 'acting' pelaku yang bak pemain sinetron itu. Semua disajikan melalui media televisi LIVE yang disiarkan via satelit ke seluruh dunia, melalui media/koran on-line semacam detik, vivanews, inilahdotcom atau forum diskusi seperti politikana, kaskus, forum KOMPAs dan sejenisnya. Sajian perangkat TI itu sangat masiv sekali. Sehingga 'dewan juri' terkadang sampai terbingung-bingung untuk bisa memilah-milah: mana kebenaran, mana rekayasa dan mana yang barang busuk.
Opini masyarakat yang terbentuk, ternyata punya kekuatan yang sangat dahsyat, bahkan bisa menjelma menjadi kekuatan 'people power' di dunia nyata, kalau kekuatan kekuasaan Pemerintah mencoba membendung arus opini yang terbentuk itu. Makanya, bahkan seorang Presiden pun beserta para punggawanya, tak mampu menghadapi derasnya opini yang terbentuk akibat peran teknologi informasi tadi. Sehingga, seorang Presiden di negeri ini, harus melepaskan sedikit kedaulatannya dengan membentuk sebuah tim independent, yang diperkirakan masih dipercaya oleh opini masyarakat yang telah terbentuk. Sekarang ini terus terang saja, kepercayaan masyarakat (TRUST) terhadap institusi hukum sudah ada di titik nadir. Itu selangkah saja lagi untuk masuk ke wilayah kepercayaan publik kepada institusi kekuasaan yang sedang memerintah.
Tapi jangan dituduh bahwa Pengadilan dunia maya itu akan berjalan tidak adil dan berat sebelah. Justru di pengadilan inilah semuanya menjadi transparan. Rakyat yang menjadi 'dewan juri' di pengadilan itu, akhirnya akan memvonis berdasarkan semua pengetahuan dari informasi yang diperolehnya di dunia maya tadi. Mereka akan memutuskan bersalah atau tidak bersalah (guilty or not guilty) pada si pesakitan dalam pengadilan tadi dengan dasar keputusan seadil-adilnya. Dan kalau semua telah meyakini konsep yang selama ini diterima secara universal, bahwa "Suara Rakyat adalah Suara Tuhan", maka menjadi tak sulit untuk menolak dan menerima apapun yang telah diputuskan rakyat dalam Sidang Pengadilan di dunia maya yang mereka bentuk itu. Dan pastilah, Sang Hakim, yaitu "Dewi Keadilan' yang diatas sana, akan merestui keputusan mereka.
Apa yang sedang saya ceritakan ini, kini telah berlangsung di negeri kita tercinta, INDONESIA. Makanya tidak salah kalau dikatakan, negeri ini telah mempelopori lahirnya sebuah sistem pengadilan di dunia maya di abad informasi sekarang imi. Kita patut bangga untuk semua ini.

http://politikana.com/baca/2009/11/07/indonesia-pelopor-lahirnya-revolusi-sistem-pengadilan-di-abad-ti.html

Berita Politik

Korupsi PON, KPK Tunggu Kejujuran Gubernur Riau

Ilustrasi (Foto: dok Okezone)
Ilustrasi (Foto: dok Okezone)


JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini memanggil Gubernur Riau, Rusli Zainal, terkait kasus pembahasan Peraturan Daerah (Perda) tentang pembangunan venue Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII.

Dia dijadwalkan akan diperiksa sebagai saksi tujuh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau yang telah ditetapkan sebagai tersangka penerima suap dalam proyek senilai Rp1,17 triliun tersebut.

"Benar, Gubernur Riau diperiksa sebagai saksi," kata juru bicara KPK, Johan Budi, dalam pesan singkatnya, di Jakarta, Kamis (24/1/2013) malam.

Tujuh Anggota Dewan Riau yang sudah dijadikan tersangka adalah Adrian Ali, Abubakar Siddik, Tengku Muhazza, Zulfan Heri, Syarif Hidayat, Muh Rum Zen, dan Turoechan Asyari. Jika memenuhi panggilan, KPK berharap Rusli Zainal bersedia bicara blak-bkalan kepada penyidik. "Harapannya memberi keterangan sebenar-benarnya," terang Johan.

Dalam kasus ini, Rusli Zainal diduga ikut terlibat korupsi. Dakwaan salah satu tersangka korupsi PON, Lukman Abbas, menyebut Rusli Zainal menerima uang Rp500 juta dan menyetujui uang suap senilai lebih dari USD 1 juta untuk anggota Komisi X DPR.

Sebelumnya, Ketua KPK, Abraham Samad, mengatakan hari ini kemungkinan bakal mengadakan gelar perkara atau eskpose kasus PON Riau. Tujuan ekspose digelar untuk membahas nasib Rusli Zainal apakah sudah layak ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan dua alat bukti yang cukup.

"Tapi, ini belum tentu," kata Abraham di kantornya seraya menegaskan bahwa ekspose bisa digelar apabila lima pimpinan KPK bisa berkumpul, Rabu lalu.

Abraham sendiri sudah sampai pada pemahaman bahwa politikus dari Partai Golkar itu memang ada indikasi terlibat korupsi PON. "Saya kira common sense kita sama. Tapi, kita tunggu saja setelah ekspose," terang Abraham.

Korupsi PON Riau bermula dari penangkapan sejumlah anggota DPRD Riau, dua pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Riau, dan empat pegawai swasta pada 3 April 2012. Dari hasil pemeriksaan, KPK kemudian menetapkan status tersangka kepada anggota DPRD Riau, Muhammad Faisal Anwan dan Muhammad Dunhir, staf PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero, Rahmat Syahputra dan Kepala Seksi Pengembangan Sarana dan Prasarana Dispora Riau, Eka Dharma Putra.

Mereka diduga melakukan korupsi pada pembahasan Peraturan Daerah nomor 6 tahun 2012 tentang venue lapangan tembak. Namun, belakangan KPK juga mengendus ada praktek korupsi mereka di pembahasan Perda nomor 5 tahun 2008 tentang pembangunan stadion utama PON.

Tepat 8 Mei 2012. KPK lalu menetapkan status tersangka kepada bekas Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Riau, Lukman Abbas, dan Wakil Ketua DPRD Riau, Taufan Andoso Yakin. Masing-masing diduga telah melakukan transaksi suap terkait PON Riau.

Kasus PON Riau ternyata menyeret banyak pihak. Terbukti, tujuh anggota DPRD Riau kemudian menyusul menjadi tersangka pada 14 Juli 2012. Saat ini, kasus mereka sedang disidik KPK dan Gubernur Riau, Rusli Sainal, lagi-lagi dipanggil untuk diperiksa sebagai saksinya.

http://news.okezone.com/read/2013/01/24/339/751355/korupsi-pon-kpk-tunggu-kejujuran-gubernur-riau

Foto OSPEK